ARTICLE AD BOX
Tradisi ngelawang digelar setiap enam bulan sekali, tepatnya Umanis Galungan. Toleransi ini ditunjukkan oleh pemuda gereja dengan menempatkan minuman dan buah di pinggir jalan.
Krama yang lewat tak segan mengambil minuman dan buah secukupnya. Terutama yang kehausan dan lelah saat ngiring ngelawang keliling desa. “Kegiatan ini rutin kami laksanakan setiap tradisi ngelawang,” ujar Yoel, salah seorang pemuda gereja.
Menurut krama, Nyoman Sudarmi, tradisi ngelawang digelar secara turun temurun. Diikuti oleh krama Desa Adat Puakan, Desa Taro, dan Desa Tegallalang. Tujuannya, untuk memohon keselamatan.
Melintasi batas-batas desa dengan menyertakan barong dan pratima. “Puluhan ribu umat Hindu berkumpul untuk ikut tradisi ini,” jelas Sudarmi. 7 nvi