ARTICLE AD BOX
TABANAN, NusaBali
Warga di Desa Kukuh, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, mulai mengeluhkan sesak nafas karena terdampak TPA Mandung yang terbakar. Ada tiga warga berobat ke Puskesmas Kerambitan II karena sakit itu.
Kepala Puskemas Kerambitan II dr Ni Ketut Yudyaratna mengatakan tiga warga yang berobat tersebut berasal dari Banjar Samsaman Kelod dan Kutuh Kelod Desa Kukuh, Kecamatan Kerambitan. Mereka mengeluhkan batuk dan nafas berat ketika menghirup asap TPA yang sampai masuk rumah. "Warga ini usianya 30, 49, dan 78 tahun," ujarnya, kemarin.
Terhadap ketiga warga itu sudah dilakukan penanganan kesehatan sesuai prosedur. Bahkan petugas juga sudah mengunjungi ke rumahnya untuk melakukan pemeriksaan lanjutan. Dan hasil pemeriksaan ketiganya sudah dinyatakan sembuh. "Kami petugas juga terus akan melakukan pendataan kepada warga yang terdampak. Apabila warga mengeluhkan sakit karena terpapar asap agar segera berobat ke puskesmas," ajaknya.

Menurutnya, warga yang terpapar asap TPA tersebut kumat ketika asap datang pekat. Biasanya asap keras mulai jam 21.00 wita sampai 09.00 wita. "Nah pada saat terpapar ini banyak memang warga mengeluhkan empet - empet dan angkih - angkih (sesak). Namun ketika asap berkurang, keluhan warga juga kembali membaik," tambah dr Yudyaratna.
Wakil Bupati Tabanan I Made Dirga meninjau langsung bencana TPA Mandung yang mengeluarkan asap pekat sejak dua pekan lalu. Wabup langsung meninjau pada bagian atas TPA dan mengusulkan untuk membuat jalan lingkar sebagai bagian dari penanggulangan.
Uuntuk mengatasi persoalan asap yang muncul di TPA ini, Pemkab Tabanan mengambil langkah dengan menambah volume air penyiraman. Wabup Dirga menyatakan telah berkoordinasi dengan BPBD, Damkar, Satpol PP, dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) guna mempercepat penanganan. “Besok (hari ini) kami akan gelar rapat koordinasi intensif untuk menentukan penanganan yang lebih terarah dan memastikan kesiapan anggaran,” tegasnya saat di lokasi TPA, Kamis (1/5).
Untuk jangka menengah, Wabup Dirga mengusulkan pembangunan jalan melingkar di sekitar area TPA agar kendaraan pengangkut air dapat lebih mudah menjangkau titik-titik rawan asap. Namun, dia mengakui bahwa usulan tersebut masih perlu dikaji lebih lanjut karena berisiko longsor akibat struktur tumpukan sampah yang tidak stabil.
Kepala DLH Tabanan I Gusti Ngurah Ekayana menyampaikan opsi alternatif berupa pembangunan menara (tower) air di beberapa titik strategis perlu ada dalam TPA. “Dengan tower air, penyiraman akan lebih cepat dan merata ke area kritis. Tapi tentu ini perlu kajian teknis dan dukungan anggaran,” jelasnya.
Saat ini, TPA Mandung mencatat volume sampah harian sebesar 90 - 110 ton. Penumpukan ini memperbesar risiko gangguan, termasuk asap yang dikeluhkan warga karena berpotensi mengganggu kesehatan.7des