Stikom Bali Terima 6 Peserta Program Exchange dari Thailand

4 hours ago 1
ARTICLE AD BOX
Sebanyak empat mahasiswa dan dua dosen dari kampus negeri di Pathum Thani itu akan mengikuti perkuliahan dan pengenalan budaya selama dua minggu, sejak Senin (5/5) hingga 17 Mei 2025 di Kampus Stikom Bali, Jalan Raya Puputan, Denpasar.

Ketua Panitia Program yang juga Expert Staff on Cooperation and Internationalization Stikom Bali Dr Evi Triandini MEng, menjelaskan ini merupakan kali kedua kerja sama student exchange antara Stikom Bali dan VRU. Kali ini, dua dosen dari Thailand; Mr Wisrut Kwankhoom dari Program Studi Ilmu Komputer dan Assistant Professor Atchima Manthon ikut serta mengajar di kelas internasional Stikom.

“Mereka akan mengajar di dua kelas internasional dengan mata kuliah sesuai program, seperti pemrograman atau internet of things (IoT). Setiap kelas diikuti sekitar 18 sampai 20 mahasiswa, dengan dua mahasiswa dari Thailand bergabung di masing-masing kelas,” kata Evi.

Empat mahasiswa dari Thailand yang mengikuti program ini adalah Mr Sahachok Apatsarapom, Mr Warunthon Saoin, Miss Supharat Bunthong, dan Miss Pemika Thimthes. Mereka berasal dari jurusan Teknologi Informasi di VRU.

Selain mengikuti pembelajaran akademik, para peserta program juga akan dikenalkan dengan budaya Bali melalui kunjungan ke beberapa destinasi seperti Tirta Empul, Desa Adat Penglipuran, serta Monumen Perjuangan Rakyat Bali di Niti Mandala. “Kami ingin mereka tidak hanya mendapatkan pengetahuan, tetapi juga memahami kekayaan budaya dan pariwisata Bali, termasuk kuliner lokal,” tambah Evi. 

Program ini bermula dari kunjungan Stikom Bali ke VRU pada 2023, yang dibalas dengan pengiriman dua dosen dari VRU ke Bali. Tahun ini, program berkembang dengan mengikutsertakan mahasiswa. Evi menyebut, pada 2023 Stikom Bali mengirim lima mahasiswa dan satu dosen ke Thailand. Rencananya, kunjungan balasan ke VRU berikutnya akan dilakukan pada akhir Juli 2025.

Salah satu alasan mengapa VRU memilih Stikom Bali, kata Evi, karena posisi Bali sebagai destinasi internasional yang terkenal dan memiliki kedekatan budaya dengan Thailand. Pun, Stikom Bali memiliki visi untuk menjadi kampus internasional, yang menjadikan kolaborasi ini sangat penting.

Ke depan, Stikom Bali juga berencana memperluas jangkauan program ini. “Kami berharap tidak hanya berbagi pengetahuan, tetapi juga membangun komunitas yang dapat saling bekerja sama, khususnya di bidang teknologi. Ke depan ada rencana mengembangkan dari Filipina dan dari Thailand tapi dengan kampus yang lain,” tandas Evi.

Rektor ITB Stikom Bali Dr Dadang Hermawan, menyebut program pertukaran ini merupakan bagian dari langkah internasionalisasi kampus. Dia menargetkan jumlah mahasiswa asing yang datang ke Stikom Bali terus bertambah dari tahun ke tahun. 

“Saya inginnya lebih banyak mahasiswa asing datang ke sini. Itu kan juga mendatangkan devisa dan memperluas pergaulan mahasiswa kita,” ujar Dadang.

Dadang menambahkan, program singkat dua minggu ini ke depan diharapkan bisa berkembang menjadi program satu semester, bahkan hingga program double degree. Ia juga menyinggung bahwa Stikom kini sudah mulai menerima mahasiswa dari negara lain, seperti dua mahasiswa dari Tiongkok yang menempuh pendidikan lanjutan dari D3 ke S1.

Atchima Manthon menyampaikan apresiasi atas sambutan hangat pihak kampus. “Saya sangat bersyukur bisa datang kembali ke Stikom Bali. Kali ini bersama kolega saya dan empat mahasiswa yang luar biasa. Ini adalah perjalanan baru yang penting bagi mereka,” tuturnya.

Program pertukaran ini juga terbuka bagi mahasiswa Stikom. Seleksi dilakukan dengan mempertimbangkan kemampuan bahasa Inggris serta kesiapan bersosialisasi dan beradaptasi di lingkungan internasional. Stikom Bali turut memberikan dukungan biaya, termasuk tiket pergi–pulang dan akomodasi selama program berlangsung. @ t
Read Entire Article