ARTICLE AD BOX
Kaprodi Seni dan Budaya Keagamaan Hindu STAHN Mpu Kuturan I Putu Ardiyasa, Jumat (30/5) mengatakan, secara umum akan menampilkan kesenian khas daerah. Kali ini STAHN Mpu Kuturan terinspirasi dari Pura Gambur Anglayang di Desa/Kecamatan Kubutambahan. Pura ini dikenal sebagai Pura Pancasila karena ada sejumlah pelinggih yang mewakili seluruh etnis dan agama di dunia.
Dalam pasukan arak-arakan akan ditampilkan kesenian etnis yang ada di Buleleng. Tidak hanya kesenian etnis Bali, tetapi juga aka nada burdah etnis jawa yang dibawa Raja Panji Sakti setelah menaklukan Blambangan. Lalu juga ada barongsai yang melambangkan etnis Tionghoa, Janger Menyali, Topeng Gandong asal Desa Les yang menjadi kesenian kontemporer Buleleng.
“Kami juga menyiapkan 3 garapan tematik. Ada tari kreasi Bung Deeng, yang terinspirasi dari Bungan natah, jegeg-jegeg natah menampilkan payas sangat sempurna dengan hiasan roko-roko (hiasan kepala) sebagai identitas Buleleng,” ucap Ardi.
Lalu juga ada garapan teatrikal Bandung Rangki. Garapan ini disebutnya terinspirasi dari rumah kuno masyarakat Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Buleleng, yang masih lestari hingga saat ini. Untuk menunjang pertunjukan, tim pun membuat replika rumah bandung rangki berbahan bambu yang didatangkan langsung dari desa Bali Aga.
Garapan terakhir garapan teatrikal yang berjudul Agra Bhuana Raksa yang memiliki makna menjaga peradaban hulu. Ardi menjelaskan Buleleng memiliki kekayaan alam yang melimpah dengan topografi wilayah ‘nyegara bukit’ (pesisir dan pegunungan) yang penting untuk dijaga. Terutama daerah hulu yang menjadi sumber kehidupan, air dan oksigen yang diterjemahkan melalui tradisi saba malunin Desa Pedawa.
Tradisi pemuliaan air ini pun sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak benda (WBTB). Ardi menyebut melalui garapan yang akan ditampilkan mampu menggerakkan secara kolektif masyarakat untuk menjaga semesta.
“Berbicara jagat kerthi, tidak bisa lepas dari Tri Hita Karana. Tetua kita di pedawa dulu mungkin belum mengenal istilah Tri Hita Karana, tapi mereka sudah ada laku hidup lewat ritus saba malunin,” kata dia.
Lewat kesenian yang akan ditampilkan Ardi ingin mengajak mahasiswa dan penonton Peed Aye PKB 2025, melindungi kesenian. Terutama objek pemajuan kebudayaan yang hampir punah, yang tidak cukup hanya dengan pelestarian tetapi pengembangan sesuai zaman. Di masa kini seni dan budaya harus menjadi daya tawar, tidak hanya untuk ritual tetapi untuk ekonomi.7 k23