Senantara : Pertamina Harus Revolusi Total

3 hours ago 1
ARTICLE AD BOX
Terlebih, kasus korupsi itu dilakukan oleh jajaran top managemen. Bahkan, nilainya sangat fantastis mencapai Rp 1.000 triliun. Dugaan kasus korupsi itu pun, ditenggarai berlangsung dari kurun waktu 2018-2023, sehingga bisa dikatakan cukup lama dan bisa saja dilakukan secara berjemaah.

Senantara pun, mengusulkan revolusi total di Pertamina. “Ada beberapa teman mengusulkan agar ada Panja (Panitia Kerja) atau Pansus (Panitia Khusus), tetapi saya lebih mengusulkan adanya revolusi total terhadap kelembagaan di Pertamina,” ujar Senantara.

Artinya, lanjut pria dari Fraksi NasDem ini, semua yang terlibat dengan kasus itu harus diaudit ulang. “Tidak ada istilah titipan-titipan lagi, yang benar-benar sudah terlibat harus dikeluarkan. Kepengurusan baru nanti harus memperhatikan track record karir sebelumnya,” tegas Senantara.

Bagi Senantara, korupsi yang dilakukan para dewan direksi sangat memprihatinkan. Sebab, bila ditelusuri gaji mereka berkisar Rp 3-5 miliar. Dengan gaji sebesar itu, lanjut pria yang juga Ketua DPW NasDem Bali ini, bisa membiayai program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk 50.000 anak sekolah. “Pak Presiden Prabowo beberapa hari lalu bertemu dengan Kejaksaan, Hakim dan termasuk dengan guru-guru seluruh Indonesia. Beliau mengatakan, korupsi terjadi salah satunya karena gaji belum mencukupi. Tapi, yang terjadi di Pertamina, jika ditelusuri gaji dewan direksinya hampir rata-rata mempunyai penghasilan Rp 3-5 miliar,” papar Senantara.

Artinya, kata Senantara, dengan besaran gaji seperti itu, mereka masih melakukan korupsi menunjukkan moralnya belum mencukupi dalam mengelola bangsa dan negara. Dalam kesempatan itu, Senantara juga menyoroti import RON 90, tetapi dibayar dengan harga RON 92. Kejadian itu, sangat jelas manipulasinya.

Politisi asal Desa Tembok, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng ini meminta, persoalan tersebut mendapat perhatian pula. Lantaran, bila Pertamina melakukan manajemen dengan baik, hal itu tidak akan terjadi. Tak ketinggalan, Senantara meminta Dirut Pertamina Simon Aloysius Mantiri yang hadir dalam RDP untuk memperhatikan ketersediaan BBM di Bali.

Dia tidak ingin kejadian menjelang tahun 2025 terulang kembali. Di mana, saat itu Bali mengalami kelangkaan BBM. Padahal, Bali merupakan sentra pariwisata. ”Khusus ketersediaan BBM di Bali, mohon diperhatikan dengan baik. Bali barometernya dunia, bukan nasional lagi. Begitu ada antrean BBM, timbul kemacetan. Komplain wisatawan luar biasa. Beginikah Indonesia mengelola Pertamina?” kata Senantara. k22
Read Entire Article