ARTICLE AD BOX
Jakarta, Gizmologi – Pemanfaatan teknologi AI (kecerdasan buatan) memang semakin masif tersebar di berbagai macam sektor kehidupan. Sajian konten gambar, video, hingga audio yang menggunakan AI juga berhasil menarik minat masyarakat Indonesia, bagi sebagai pengguna maupun penikmatnya. Hal itu diperkuat dengan hasil riset yang dilakukan YouGov.
Dalam laporan yang dibuat YouGov dari studi regional selama 16 Desember 2024 – 2 Januari 2025 kepada 500 s.d. 1000 orang dari beberapa negara termasuk: Hongkong, Singapura, dan Indonesia, terbukti bahwa masyarakat di sini termasuk paling optimis menerima teknologi AI. Sebanyak 36% responden Indonesia menyatakan sikap positif terhadap meningkatnya peran AI. Itu jauh lebih tinggi dibanding rata-rata 17 negara lain sebesar 24%.
Bersamaan dengan itu ternyata 35% responden yang juga dari Indonesia mengaku berhati-hati terhadap peran Ai dalam kehidupan. Tingkat kehati-hatian itu lebih tinggi daripada negara Hong Kong (11%) maupun Singapura (27%).
“Survei ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia optimis terhadap peran AI dalam kehidupan mereka, dan juga termasuk yang paling nyaman dengan berbagai konten digital yang dihasilkan AI,” kata Edward Hutasoit, General Manager YouGov Indonesia.
Bagi Edward, sikap terbuka dari masyarakat Indonesia terhadap teknologi AI juga memberi peluang besar bagi pelaku bisnis, media, dan platform digital untuk menjangkau audiensi yang digital-savvy dan berpikiran terbuka.
Baca juga: Riset Jobstreet by SEEK: Pentingnya Pencari Kerja Miliki Pengetahuan AI
Teknologi AI Menghilangkan Sentuhan Manusia

Memang kehadiran teknologi AI ibarat pedang bermata dua di tengah masyarakat. Apabila digunakan dengan bertanggung jawab maka berpotensi memberikan dampak positif bagi kehidupan. Sebaliknya, ketika teknologi ini justru dimanfaatkan untuk aktivitas negatif maka potensi kerusakan pun sangat mungkin terjadi.
Salah satu yang dikhawatirkan ialah hilangnya sentuhan manusia dalam konten yang diproduksi. Sekitar 48% konsumen Indonesia menghkhawatirkan hilangnya sentuhan tersebut, 46% khawatir soal privasi dan penggunaan data, dan 32% mencemaskan risiko misinformasi dan deepfake. Bagi YouGov hal tersebut justru jadi indikasi pentingnya penerapan prinsip transparansi dan etika dalam AI.
Konsumen Indonesia sejatinya cukup terbuka dengan konten berbasis teknologi AI dalam berbagai format konten. Keterbukaan itu meluas ke berbagai bentuk konten sehari-hari seperti artikel hingga email/newslatter. Termasuk penerimaan berita yang dihasilkan AI dengan tingkat kenyamanan menerima informasi mencapai 70%.
“Seiring AI makin membentuk masa depan komunikasi digital, memahami perbedaan tingkat kenyamanan dan ekspektasi konsumen di setiap negara jadi semakin penting. Di Indonesia, keseimbangan antara manfaat teknologi dan keterbukaan informasi akan menjadi kunci untuk menjaga kepercayaan publik,” tutup Edward.

Artikel berjudul Riset YouGov: Masyarakat Indonesia Optimis Pada Teknologi AI, Sekaligus Tetap Waspada! yang ditulis oleh Ronggo pertama kali tampil di Gizmologi.id