ARTICLE AD BOX
Simulasi ini digelar sebagai bentuk langkah preventif menghadapi bencana alam yang sewaktu-waktu bisa terjadi.
Digambarkan dalam simulasi tersebut, gempa bumi terjadi dua kali. Pada saat gempa pertama terjadi semua sedang sibuk bekerja di dalam kantor, tiba-tiba sirine tanda terjadi gempa bumi berbunyi. Seketika ratusan personel yang berada di dalam gedung tiga lantai itu berhamburan keluar menuju titik kumpul, untuk menyelamatkan diri dari bahaya gedung roboh. Pada gempa pertama itu semuanya selamat dari bahaya. Setelah dirasa aman, semunya kembali masuk ke dalam gedung untuk beraktivitas lagi.
Namun, tiba-tiba gempa susulan terjadi dengan kekuatan lebih besar dari gempa pertama. Gempa susulan ini mengakibatkan gedung Mapolres Badung sebagiannya roboh. Gempa susulan membuat beberapa personel juga mengalami cedera akibat terkena reruntuhan bangunan. Pada skenario ini digambarkan cara penanganan korban dalam reruntuhan bangunan dan penanganan korban luka-luka. “Skenario gempa bumi ini kami pilih lantaran Polres Badung memiliki bangunan bertingkat. Selain itu, secara geografis tergolong dekat dengan daerah pesisir yang rawan terjadi patahan lempeng,” kata Wakapolres Badung Kompol Taufan Rizaldi di sela-sela memimpin kegiatan tersebut.
Wakapolres mengatakan, kegiatan simulasi ini adalah bagian dari pelatihan bagi jajaran Polres Badung untuk menghadapi bencana gempa bumi, sehingga sudah siap apabila diperlukan suatu saat nanti. Selain di Mapolres Badung, kegiatan serupa juga dilakukan di empat Polsek jajaran. HKBN diperingati setiap tanggal 26 April. Pada tahun 2007 silam menjadi tonggak sejarah perubahan paradigma kebencanaan di tanah air dari responsif menjadi preventif. Tepat pada 26 April 2007 disahkan UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.pol