ARTICLE AD BOX
Kegiatan edukasi ini menyasar perbekel dari Kota Denpasar, Kabupaten Badung, dan Kabupaten Gianyar. Mereka diberikan pembekalan tentang pengelolaan keuangan desa dan cara mengenali berbagai modus penipuan keuangan yang kian beragam, mulai dari phishing, scam, hingga pencurian data pribadi.
“Edukasi keuangan itu penting mengingat perbekel memiliki peran strategis dalam meningkatkan literasi dan pemberdayaan masyarakat desa,” kata Deputi Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan OJK Provinsi Bali, Ni Made Novi Susilowati, Kamis (1/5).
Kegiatan ini juga digelar bertepatan dengan momentum Hari Raya Galungan dan Kuningan. Dalam kesempatan itu, OJK menghadirkan narasumber dari Kepolisian Daerah (Polda) Bali, di antaranya Kepala Unit I Sub Direktorat III Direktorat Reserse Siber, AKP I Made Martadi Putra.
Martadi menekankan pentingnya menjaga kerahasiaan data pribadi. Ia mengimbau masyarakat untuk tidak mudah tergiur tawaran online, tidak sembarangan mengklik tautan atau mengunduh aplikasi, serta rutin memperbarui kata sandi dan mencadangkan data penting.
“Modus kejahatan keuangan sekarang makin canggih, seperti manipulasi psikologis (social engineering), pencurian data melalui sniffing, hingga pencucian uang dengan money mule. Ada juga penipuan dengan video call, undian palsu, bukti transfer berbasis AI, dan penawaran kerja paruh waktu palsu,” jelasnya.
OJK berharap edukasi semacam ini dapat membangun ekosistem keuangan yang inklusif, inovatif, dan berkelanjutan. Selain itu, peningkatan literasi dianggap penting untuk memperkuat daya tahan masyarakat terhadap jebakan kejahatan digital.
Mengacu pada Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024, indeks literasi keuangan syariah secara nasional baru mencapai 39,11 persen dan inklusinya 12,88 persen. Angka itu masih tertinggal jauh dibandingkan dengan keuangan konvensional yang masing-masing berada di angka 65,08 persen dan 73,55 persen.
“Angka-angka ini menunjukkan pentingnya edukasi literasi keuangan, termasuk kepada para pemimpin desa yang menjadi ujung tombak dalam mengedukasi masyarakat,” tutup Novi. *ant