ARTICLE AD BOX
"Memang mahal, saya belinya juga mahal terutama jelang hari raya biasanya, sulit pengadaan ayam buras," jelas pedagang I Komang Pasek, kepada NusaBali di Pasar Amlapura Barat, Jalan Kesatrian Amlapura, Senin 921/4).
Pedagang I Wayan Pasek asal Banjar Pande Sari, Desa/Kecamatan Bebandem mengatakan, sebagai pedagang, hanya membeli barang dagangan di tempat, pagi-pagi ada pengepul yang membawakan, kemudian dibeli di dan dijual di tempat itu juga, "Rata-rata untungnya Rp 5.000 per ekor, jika tidak laku, di bawa pulang mesti memberikan makan," jelasnya.
Tercatat belasan pedagang ayam bukan ras menuturkan, jelang perayaan Galungan dan Kuningan, keberadaan ayam buras ternyata terbilang langka. terutama ayam jago, sulit didapatkan. Eksesnya ayam buras harganya naik tajam.
"Setiap jelang Galungan sulit mendapatkan ayam ukuran besar terutama ayam jago. Makanya harganya mahal," jelas pedagang I Komang Oka.
Dia juga mengaku membeli ayam di Pasar Amlapura Barat, selanjutnya menjual di tempat sama. Sebab, penyuplai ayam buras datang ke pasar pukul 04.00 Wita. Pedagang ayam buras lainnya I Wayan Oka, dari Banjar Pesawan, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem juga menuturkan demikian. "Walau harga naik, untungnya tidak seberapa," kata I Wayan Oka.
Hanya pedagang ayam buras I Gusti Gede Padang dari Banjar Ujung Desa, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem, selama ini keliling ke desa-desa mencari barang dagangan ayam buras. "Memang sulit dapat ayam buras ukuran besar, terutama ayam jago," jelasnya.
Pedagang I Made Sukardi juga demikian. "Banyak yang pesan ayam jago, tetapi barangnya langka," kata pensiunan PNS itu.
Kadis Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan Karangasem I Gede Loka Santika mengatakan, harga ayam buras melambung naik, hanya jelang hari raya, terutama Galungan dan Kuningan. "Transaksi ayam buras, tidak masuk dalam pemantauan khusus, beda dengan sembako," katanya.7k16