Hipnoterapi, Solusi Pendamping 462 Siswa SMP Tak Lancar Membaca di Buleleng

5 days ago 2
ARTICLE AD BOX
Data tersebut memiliki sumber terpercaya, yakni dari Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP setempat. Ironi pendidikan anak bangsa ini pun menyedot perhatian banyak kalangan. Dalam keterangannya, Bupati Buleleng dr Nyoman Sutjidra mengungkap beberapa penyebabnya. Hambatan belajar seperti keterbatasan ekonomi dan kurangnya pemahaman mengenai pentingnya pendidikan menjadi pemicunya. 

Selain itu, sebagian besar diduga mengalami disleksia, yaitu gangguan secara neurologis dalam memproses bahasa. Kondisi ini turut menjadi sorotan wakil rakyat di Senayan. Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian menyampaikan keprihatinan mendalam. Ia bahkan beasumsi kondisi serupa mungkin saja terjadi di wilayah lain di Indonesia. Daerah selain Buleleng perlu melakukan pemetaan sistematis, asesmen dan pelaporan yang memadai.

Dugaan dari Bupati Buleleng bahwa sebagian besar anak-anak yang mengalami kesulitan membaca karena disleksia. Masyarakat perlu mendapat informasi yang memadai terkait istilah tersebut. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menjelaskan disleksia berasal dari kata Yunani. “Dys” yang berarti kesukaran dan “lexis” yang berarti berbahasa, sehingga makna kata disleksia yaitu “kesukaran dalam berbahasa”.

Melansir dari Wikipedia, istilah disleksia pertama kali diperkenalkan oleh Rudolf Berlin pada tahun 1883. Ia menggambarkannya sebagai kesulitan membaca yang tidak disebabkan oleh gangguan penglihatan atau kecerdasan rendah. Jadi, ketika seorang anak mengalami kesulitan belajar bukan berarti anak tersebut bodoh. Gangguan disleksia tidak ada hubungannya dengan tingkat intelegensia seseorang. Banyak orang-orang sukses di dunia yang juga dikenal memiliki gangguan kesulitan belajar (disleksia), Contohnya, Alexander Graham Bell, Walter Elias “Walt” Disney, serta Sir Winston Churchil. Disleksia jika mendapat penanganan yang tepat tidak menghalangi anak-anak untuk sukses. 

Seruan dari Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, mengajak masyarakat yang memiliki kompetensi profesional untuk turut berperan menjadi pendampingan permasalahan belajar anak di Indonesia. Tak pelak, komunitas hipnoterapis pun perlu diundang berkolaborasi untuk unjuk karya. Keilmuan hipnosis telah dipakai ratusan tahun dan terbukti secara ilmiah dapat menangani permasalahan yang berhubungan dengan pikiran, perasaan, dan prilaku. Contohnya membangun kepercayaan diri, menghilangkan kebiasaan merokok, serta mengurangi kebiasaan-kebiasaan buruk pada anak. 

Dalam pendekatan hipnosis, pikiran anak seperti ibaratnya bawang yang berlapis-lapis. Ada dua jenis pikiran yang secara simultan bekerja dan saling mempengaruhi, yaitu pikiran sadar (concious mind) dan pikiran bawah sadar (unconscious mind). Menurut literasi hipnosis, pikiran sadar seseorang mempengaruhi kedidupannya hanya sebesar 12 persen, sedangkan pikiran bawah sadar mencapai 88 persen. Pengaruh pikiran bawah sadar sekitar 9 kali lebih kuat dibandingkan dengan pikiran sadarnya.

Semua fungsi organ dalam tubuh manusia diatur cara kerjanya oleh pikiran bawah sadar. Demikian pula nilai-nilai berupa sistem kepercayaan (belief system), keyakinan atau perspektif (mindset), dan memori jangka panjang ada pada kendali pikiran bawah sadar. Pertimbangan pentingnya hipnoterapi dalam menangani gangguan kesulitan belajar (disleksia) utamanya adalah untuk membantu meningkatkan rasa percaya diri anak. Umumnya, ada beberapa efek samping yang menyertai disleksia diantaranya timbul fobia. Yaitu rasa takut untuk membaca atau menulis di depan orang lain, panik, memori blank dan sejenisnya.

Perlu keterampilan atau kompetensi tertentu untuk mengatasi blocking (mental block) yang menghalangi anak dengan disleksia untuk meningkatkan skill membaca dan menulisnya. Terapi olah pikir hipnosis atau hipnoterapi mampu berperan mengurangi mental block dan sekaligus memerintahkan (terapi sugesti) agar bawah sadar membangun kemampuan-kemampuan yang terhambat tersebut. Kini, mudah untuk menemukan hipnoterapis profesional di Indonesia. Mereka para lulusan dari lembaga kursus dan lembaga pelatihan bidang hipnosis yang resmi dan terakreditasi. Puluhan ribu pegiat sosial kemanusiaan yang menekuni hipnoterapi telah bernaung dalam organisasi profesi (Orpro).

Beberapa Orpro bidang hipnosis telah bermitra dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Salah satunya adalah Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI), memiliki kepengurusan lengkap di tingkat provinsi seluruh Indonesia. Masyarakat tidak perlu khawatir mengenai kemampuan dan kompetensinya. (I Dewa Gede Sayang Adi Yadnya, adalah Dewan Pengawas LSK Hipnoterapi Indonesia, mitra Ditjen Pendidikan Vokasi & PKLK Kemendikdasmen) 7
Read Entire Article