Dispar akan Temui Asosiasi Hotel-Vila

20 hours ago 3
ARTICLE AD BOX
Kadispar Bali Tjokorda Bagus Pemayun di Denpasar, Jumat (25/4) mengatakan pertemuan ini untuk memeriksa fakta dari isu banyaknya wisatawan mancanegara di Bali yang tidak sesuai dengan keterisian hotel. “Dari Kemenpar melihat tren ini wisatawan ramai tapi hotel sepi karena ada pemberitaan,” kata Tjok Pemayun.

“Kami akan bahas, saya dengan deputi di Kemenpar akan mengundang kepala dinas pariwisata se-Bali dan asosiasi akomodasi,” sambung Tjok Pemayun. Dispar Bali menjadwalkan pertemuan ini dilakukan pada Senin, 28 April 2025 mendatang di kantornya Jalan Letjen S Parman Niti Mandala Denpasar. Tjok Pemayun mengatakan dalam pertemuan ini mereka akan menyocokkan kondisi di lapangan dengan data kunjungan yang juga berkolaborasi dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Bali dan Bank Indonesia (BI) Bali sehingga isu di media sosial dapat terjawab.

Ia membenarkan banyaknya kabar datang soal kondisi ini, dimana santer disebut banyak akomodasi ilegal yang berkembang dan menjadi tempat wisatawan mancanegara menginap. Namun, Dispar Bali ingin mencari tahu sesuai data termasuk melihat, dan apabila benar sejak kapan kondisi ini terjadi. “Makanya nanti kami bahas dulu, saya ingin ngomong data dulu ya, kalau pun ada info bahwa banyak turis menginap di homestay atau vila ilegal tapi saya ingin memastikan ini sekarang dengan data,” ujarnya.

Tjok Pemayun enggan percaya sepenuhnya kabar soal rendahnya keterisian akomodasi seperti hotel dan vila legal sementara wisatawan mancanegara yang datang banyak. Hal ini lantaran belum lama Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) melaporkan kondisi yang baik-baik saja, dengan keterisian hotel yang tidak timpang dengan kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman). “IHGMA bilang justru kemarin itu lumayan tingkat huniannya, itu kemarin lumayan banyak dia dapat wisatawan mancanegara,” kata Tjok Pemayun. 

Seperti diberitakan sebelumnya Ketua Fraksi Gerindra DPRD Kabupaten Badung I Wayan Puspa Negara dalam keterangannya baru-baru ini, menyoroti fenomena jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali yang terus meningkat, namun sejumlah hotel di Kabupaten Badung justru mengalami penurunan signifikan dalam tingkat hunian. Dia menduga penyebabnya adalah pertumbuhan pesat akomodasi wisata di luar kontrol regulasi. Bahkan, beberapa pengelola hotel mengeluhkan kondisi ini yang dianggap tidak wajar mengingat jumlah wisatawan yang terus bertambah.

"Pariwisata di Bali berkembang sangat cepat, khususnya dalam sektor akomodasi wisata. Banyak wisatawan kini lebih memilih tinggal di Villa Private dibanding hotel," ujar Anggota Komisi I DPRD Kabupaten Badung ini. Menurutnya, Villa Private menjadi pilihan utama karena menawarkan kenyamanan lebih bagi wisatawan. Hunian ini dikelola oleh individu, baik warga lokal maupun asing, dan tersebar di kawasan seperti Canggu, Berawa, Pipitan, Tegal Gundul, Seseh, hingga daerah terpencil lainnya di Badung. Fenomena ini diperparah dengan munculnya berbagai jenis akomodasi wisata alternatif seperti Pent House, Ton House, Strata Title, Kondotel, Kondo Villa, hingga Time Sell, yang semakin mempersempit pangsa pasar hotel konvensional. 7 ant
Read Entire Article