Warning: session_start(): open(/home/beritanet/public_html/src/var/sessions/sess_00534794b7e7edf12cb2c1a314616d35, O_RDWR) failed: No space left on device (28) in /home/beritanet/public_html/src/bootstrap.php on line 59

Warning: session_start(): Failed to read session data: files (path: /home/beritanet/public_html/src/var/sessions) in /home/beritanet/public_html/src/bootstrap.php on line 59
Ajian Garuda Kencana Bangkit Lewat Ogoh-Ogoh ST Tunas Harapan Penarungan - BeritaNet

Ajian Garuda Kencana Bangkit Lewat Ogoh-Ogoh ST Tunas Harapan Penarungan

10 hours ago 2
ARTICLE AD BOX
Ketua Panitia Ogoh-Ogoh ST Tunas Harapan, I Nyoman Aan Setiawan (22), mengatakan proses pembuatan telah dimulai sejak Januari 2025. "Kami sangat antusias mengikuti lomba tingkat Kabupaten Badung tahun ini. Terlebih, kami mendapatkan dukungan dari pemerintah kabupaten dalam upaya pelestarian budaya ogoh-ogoh," ujarnya.

"Kami terus menjaga semangat meskipun tidak ada lomba tingkat provinsi Bali. Semangat yowana tetap tinggi, karena bagi kami ogoh-ogoh bukan sekadar kompetisi, tapi bentuk pengabdian terhadap budaya Bali," tambahnya.

Aan juga menyoroti fenomena penggunaan sound system berlebihan saat malam pengerupukan. Ia menilai hal ini berdampak pada tergesernya nilai sakral tradisi. "Malam pengerupukan sejatinya adalah prosesi religius menjelang Nyepi. Musik keras justru mengaburkan makna spiritualnya," tegasnya.

Ia berharap ada penataan ulang penggunaan sound system, seperti untuk keperluan narasi oleh dalang atau pementasan teatrikal ogoh-ogoh. Selain itu, Aan menyuarakan perlunya perhatian bagi komunitas ogoh-ogoh non-ST atau sekaa demen yang tidak memiliki gamelan baleganjur. "Mereka perlu dibantu agar bisa tampil layak tanpa kehilangan nilai-nilai tradisi."


Inovasi dan Filosofi dalam Tradisi

Ogoh-ogoh yang dibuat ST Tunas Harapan tahun ini tidak hanya unik dari sisi cerita, tapi juga sarat inovasi. Di bagian sayap dan kepala, ogoh-ogoh ini dilengkapi mekanisme mesin, serta sistem knock-down di bagian ekor agar mudah diarak dan tidak tersangkut kabel di jalan.

Namun Aan mengakui, tantangan terbesar dalam proses ini terletak di bagian sayap dan ekor. Mereka menggunakan daun pisang kering (keraras) yang ditempel satu per satu di atas kertas solex. "Proses ini sangat memakan waktu dan tenaga. Apalagi kami sempat kekurangan personel di tahap awal pengerjaan," ungkapnya.

Ogoh-ogoh Sabdaning Taledunginyah mengangkat kisah rakyat berjudul Pisuna Lawar Jelema, yang bercerita tentang Ki Balian Batur dari Desa Karang Kedangkan. Setelah dituduh menjual daging manusia, anak Ki Balian Batur dipermalukan di tempat sabung ayam. Peristiwa ini memicu amarah sang balian hingga terjadi konflik besar antara Desa Karang Kedangkan dan Desa Cau.

Kisah memuncak ketika Ki Balian Batur berubah menjadi garuda sakti dan menyerang Desa Cau dengan ajian dari Dewi Danu. Ia hanya bisa dikalahkan oleh senjata pusaka Ki Sliksik Narantaka milik Kerajaan Semarapura, yang dibawa oleh Dewagung Anom Sirikan. Pertarungan epik ini akhirnya mengakhiri amukan Ki Balian Batur, dan menandai rekonsiliasi antara Kerajaan Mengwi dan Semarapura.

Aan menyebut, pemilihan kisah ini dimaksudkan untuk mengingatkan masyarakat bahwa dendam dan kekuasaan harus disucikan demi kedamaian bersama. "Makna ini kami padukan dalam visualisasi ogoh-ogoh, dengan tetap mempertahankan nilai estetika dan filosofi."

Meski lomba ogoh-ogoh tingkat provinsi Bali belum kembali digelar sejak pandemi, Aan berharap dukungan dan sinergi antara pemerintah dan para yowana di Badung terus diperkuat. "Perlu ada ruang diskusi dan evaluasi bersama, agar nilai sakral tradisi tetap dijaga meski berkembang secara visual dan teknis," katanya.

Ia juga mengingatkan agar kompetisi ogoh-ogoh tidak menjadi ajang saling menjatuhkan. "Fokus harus pada kreativitas, kekompakan, dan pelestarian budaya, bukan sekadar mengejar kemenangan."

Dengan kolaborasi antara desa adat, pemerintah, dan komunitas pemuda, Aan yakin tradisi ogoh-ogoh akan terus lestari sebagai warisan budaya Bali yang tidak hanya indah dipandang, tapi juga sarat makna spiritual. *m03

Read Entire Article