ARTICLE AD BOX
Ribuan masyarakat memadati lokasi untuk menyaksikan sajian seni spektakuler tersebut.
Tari Rejang Taksu Buana merupakan tarian yang menggambarkan kekuatan aura semesta Bali. Tarian ini menyiratkan vibrasi taksu Bali. Secara visual mengandung simbol-simbol filosofis yang diwujudkan melalui gerakan indah, menggambarkan para dewa kahyangan yang turun ke mercapada.
Dalam komposisinya, Tari Rejang Taksu Buana mengandung unsur Windhu (lingkaran), Caturpada (segi empat), dan Tri Kona (segi tiga). Ketiga unsur ini dimaknai sebagai simbol buana atau semesta. Tarian ini dibawakan oleh 500 orang penari yang merupakan para guru di Kabupaten Klungkung. Mengiringi penampilan megah ini, alunan gamelan dimainkan oleh Sanggar Kayonan Klungkung pimpinan Dewa Danan.
Pembukaan Festival Semarapura ke-7 ini juga menjadi bagian dari peringatan HUT ke-117 Puputan Klungkung dan HUT ke-33 Kota Semarapura. Acara diawali dengan ritual simbolis ‘Gandewa Buncah Ambuning Tawang’, yakni pengangkatan busur gandewa dan pelepasan anak panah ke angkasa, sebagai perlambang membuka tabir kegelapan menuju cahaya kecemerlangan, sejalan dengan tema festival tahun ini Nayaka Maetala Udaya yang bermakna ‘Kebangkitan Tanah Kelahiran di Tangan Pemimpin Bijaksana’.
Pelepasan anak panah dilakukan secara bersama-sama oleh Asisten Deputi Event Daerah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Reza Fahlevi, Bupati Klungkung I Made Satria, dan Panglingsir Puri Agung Klungkung Ida Dalem Smara Putra. Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Wakil Bupati Klungkung Tjokorda Gede Surya Putra, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Provinsi Bali I Dewa Gede Mahendra Putra, Ketua DPRD Klungkung Anak Agung Gede Anom, Ketua PHRI Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace), serta sejumlah undangan lainnya.

Pelepasan anak panah tandai Pembukaan Festival Semarapura. –DEWA DARMAWAN
Bupati Klungkung I Made Satria menegaskan bahwa penyelenggaraan Festival Semarapura ke-7 yang telah masuk dalam kalender Karisma Event Nusantara (KEN) merupakan bentuk komitmen daerah dalam mengembangkan pariwisata dan memperkuat identitas seni budaya lokal. "Festival ini menjadi wujud nyata komitmen pemerintah daerah untuk terus melestarikan seni, budaya, dan pariwisata di Klungkung. Selama empat hari ke depan, masyarakat dan wisatawan dapat menikmati beragam pertunjukan seni, pameran UMKM kriya, serta kuliner khas Bali," ujar Bupati Made Satria.
Ia juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk turut serta mempromosikan daya tarik wisata Klungkung, serta menjaga keberlanjutan pariwisata daerah. "Mari bersama-sama kita jaga dan kembangkan pariwisata Klungkung agar bisa dinikmati tidak hanya hari ini, tetapi juga oleh generasi penerus kita," ujarnya.
Adapun tema Festival Semarapura ini yakni 'Nayaka Maetala Udaya' dengan konsep old town heritage. Makna dari tema yang dalam bahasa Bali memiliki arti ‘Kebangkitan Tanah Kelahiran di Tangan Pemimpin Bijaksana’. Tema ini mencerminkan semangat kebangkitan dan kemajuan Klungkung yang digerakkan oleh pemimpin yang bijaksana dan mampu membawa perubahan positif bagi masyarakat.
‘Nayaka’ merujuk pada sosok pemimpin yang memiliki visi dan kemampuan untuk mengarahkan daerah menuju kemajuan, sementara ‘Maetala Udaya’ menggambarkan kebangkitan atau pembaruan yang terjadi di tanah kelahiran, yakni Klungkung, melalui kebijakan dan tindakan yang bermanfaat untuk seluruh lapisan masyarakat.
Kepala Dinas Pariwisata Klungkung Ni Made Sulistiawati mengatakan Festival Semarapura ke-7 tahun 2025 digelar selama lima hari, mulai Minggu (27/4) hingga Kamis (1/5) nanti. Kegiatan ini bakal melibatkan sekitar 2.100 orang seniman serta menampilkan ragam atraksi seni dan pameran ekonomi kreatif. Selama lima hari penyelenggaraan, festival akan diisi berbagai kegiatan di antaranya, Tari Rejang Taksu Buana yang melibatkan 500 guru PGRI se-Klungkung, parade Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), fragmentari Semara Langonjali dan petopengan Sunda Upasunda, parade nyurat aksara Bali, fashion show Wastra Swasta Dibya, musik ekraf, pameran kriya dan kuliner, talkshow, grand final Jegeg Bagus Klungkung, fun run, zumba, hingga hiburan oleh penyanyi pop Bali.
Festival ini juga memberikan ruang bagi para pelaku UMKM menampilkan produk terbaik mereka, dari kriya hingga kuliner khas Klungkung.
“Kami menyiapkan 40 tenda kriya dan 82 tenda kuliner. Jumlah ini meningkat 22 stan dari tahun sebelumnya,” sebut Sulistiawati. Festival Semarapura tahun ini menargetkan kunjungan 20.000 orang dan transaksi senilai Rp 10 miliar selama lima hari penyelenggaraan. Dana festival bersumber dari APBD Klungkung dan dukungan sponsor. 7 wan