Warga Tianyar Datangi Proyek PLTS

4 hours ago 2
ARTICLE AD BOX
AMLAPURA, NusaBali
12 pemilik yang lahannya tergerus banjir sejak ada proyek PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya), mendatangi lokasi proyek di Banjar Darma Winangun, Desa Tianyar, Kecamatan Kubu, Karangasem, Sabtu (17/5). Mereka  dipimpin warga I Made Putu Kawi Suardana, untuk memantau dan kontraktor berikap atas dampak banjir itu.

Banjir itu sebagian besar aliran dari proyek sehingga lahan warga berubah jadi sungai. Sejak ada proyek PLTS milik PT Medco Solar Bali Timur, yang bernaung di bawah PT Medco Power Indonesia, telah tiga kali terjadi banjir, banjir Pertama, 6 Desember 2024, banjir kedua 15 Maret 2025, dan banjir ketiga 13 April 2025.

Mengingat air dari PLTS itu terbuang ke lahan warga. Awalnya menimbulkan lubang, selanjutnya berubah jadi sungai yang semakin melebar.

Setiap terjadi banjir, para pemilik lahan menurut Putu Kawi Suardana melaporkan ke pihak PT Medco Solar Bali Timur, hanya saja tidak ada tindak lanjut.

“Sempat dijanjikan akan membangun drainase, tetapi belum ada tindaklanjutnya,” kata Putu Kawi Suardana, yang juga sebagai pemilik lahan.

Pemilik lahan I Gede Purwita juga mengatakan, atas beruntunnya terjadi banjir, kebun mangga, jadi rusak. “Lahan tergerus, saya dirugikan,” kata Purwita.

12 pemilik lahan yang mendatangi proyek PLTS: I Ketut Merta, I Gede Tamba, I Gede Purwita, I Gede Teka, I Nyoman Suruwita, I Made Mudana, I Made Putu Kawi Suardana, I Made Arnawa, I Nyoman Oka, I Made Bangsing, I Made Sugita dan I Nyoman Sudarta.

Di bagian lain, AA Bagus Partha Wijaya selaku Bali Representative Manajer Medco Solar Bali Timur, mengakui dampak dari proyek PLTS menimbulkan kerusakan lahan warga. Sebab, kata dia, drainase yang rencananya dibuat belum dilakukan karena masih fokus mengerjakan bangunan pokok PLTS. Dengan proyek ini pasokan listrik berkekuatan 25 MW segera bisa konek ke PT PLN.

“Memang sebaiknya ada konpensasi untuk lahan warga yang terdampak, nanti akan saya bicarakan di internal perusahaan,” katanya.

Apalagi katanya, di sekitar proyek PLTS, merupakan saluran air,, mana kala terjadi hujan lebat, terlebih lagi sebagian air berasal dari PLTS, sehingga menimbulkan lahan warga tergerus.

“Pekerjaan drainase itu sebenarnya pekerjaan tambahan, jika drainase telah dibangun, dampak banjir akan berkurang,” tambah tokoh dari Puri Karangasem itu.

Proyek di lahan 25 hektare, berbiaya 25 USD atau Rp 304,45 miliar, di mana antara PT Medco Power Indonesia telah tandatangani kontrak dengan PT PLN selama 20 tahun, berbentuk BOT (build operate transfer).

Dalam perjanjian itu, pihak swasta membangun PLTS, hasil produksinya dibeli pemerintah. Sesuai perjanjian, setelah kontrak berjalan 20 tahun, nantinya proyek itu milik pemerintah.

PLTS yang dibangun dengan sistem ground mount dengan cara pasang panel surya. Khusus untuk di Karangasem memerlukan listrik 11 MW, sedangkan PLTS itu produksinnya 25 MW masih mengalami surplus, nanti bisa disalurkan ke daerah lain.7k16
Read Entire Article