Kebocoran Air Perumda 24,56 Persen

2 days ago 2
ARTICLE AD BOX
AMLAPURA, NusaBali
Kebocoran air Perumda Tirta Tohlangkir Karangasem tergolong tinggi. Rata-rata tiap tahun kebocorannya 24,56 persen,  seperti terjadi tahun 2023. Sedangkan kebocoran tahun 2024, masih proses audit.

Direktur Perumda Tirta Tohlangkir I Komang Haryadi Parwata memaparkan hal itu saat ditemui rombongan Komisi III DPRD Karangasem di ruang kerjanya, Jalan Gatot Subroto Amlapura, Rabu (7/5).

Kata dia, pelayanannya di banyak tempat dengan kondisi geografisnya menyulitkan. Banyak pelanggan tinggal di daerah ketinggian. Sedangkan sumber airnya di bawah sehingga sepanjang distribusi banyak air terbuang karena bocor.

"Sehingga di beberapa tempat, pelayanannya menggunakan pola pelayanan bergilir," jelas Haryadi Parwata.

Sebenarnya lanjut Haryadi Parwata, sementara hanya mampu melayani masyarakat hanya 40 persen dari jumlah penduduk. Tercatat sebanyak 43.715 pelanggan, jika setiap pelanggan memanfaatkan sekitar 4 warga masyarakat itu artinya baru mampu melayani 174.869 warga. Sedangkan penduduk Karangasem telah mencapai 538.380 warga.

Pelanggan sendiri dibagi-bagi statusnya, pelanggan sosial khusus sebanyak 84 pelanggan, sosial sebanyak 1.129 pelanggan, rumah tangga sebanyak 37.391 pelanggan, rumah tangga ada usahanya sebanyak 3.488 pelanggan, perkantoran 427 pelanggan, niaga sebanyak 917 pelanggan, niaga besar sebanyak 269 pelanggan, industri kecil sebanyak 5 pelanggan, industri sebanyak 2 pelanggan dan industri besar sebanyak 3 pelanggan. "Makanya kami terus mengoptimalkan pelayanan," katanya.

Meski demikian, Direktur Haryadai Parwata mengaku menyuplai keuntungan Rp 4,2 miliar ke khas daerah. Harapannya di tahun 2025, meningkat.

Dalam pertemuan itu, Komisi III dipimpin I Wayan Sunarta mempertanyakan banyak hal mengenai pengelolaan dilakukan Perumda Tirta Tohlangkir selama beberapa tahun terakhir. "Tercatat sejak tahun 2021, setor laba ke PAD (pendapatan asli daerah) dan terus meningkat setiap tahun," katanya.

Perumda Tirta Tohlangkir katanya, tidak semata-mata mengejar keuntungan, masih ada misi sosial. 

Hanya saja, kendalanya selama ini, Perumda Tirta Tohlangkir membeli air dari UPT Telaga Waja, di saat terjadi kebocoran, memerlukan waktu perbaikan hingga sebulan. Sehingga pelanggan merasa dirugikan. 

Pelanggan, kata dia, tahunya hanya Perumda Tirta Tohlangkir mengelola air. Padahal masalah pipa bocor yang terjadi milk UPT Telaga Waja, sehingga pelayanan terganggu menunggu perbaikan cukup lama.

Anggota Komisi III I Nyoman Sumadi berharap, sedapat mungkin agar kebocoran yang terjadi selama ini diminimalkan. Sebab, dengan kebocoran 24,56 persen, itu tergolong tinggi.
Bahkan, katanya, banyak pelanggan, yang hanya meterannya keluar angin, tetapi tetap bayar. "Sedapat mungkin, agar semua pelanggan dapat pelayanan air, dengan cara menekan kebocoran," harap Sumadi.7k16
Read Entire Article