ARTICLE AD BOX
Kawanan monyet yang biasanya berkeliaran di sekitar kawasan pura dan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk sementara waktu tidak terlihat.
Ternyata, kawanan monyet tersebut sengaja diungsikan ke sisi timur kawasan, tepatnya di lokasi tempat parkir kendaraan yang baru berada di luar area utama DTW Uluwatu. Langkah ini diambil oleh desa adat demi menjaga kenyamanan pamedek yang tangkil (bersembahyang) ke pura selama pelaksanaan upacara Pujawali.
Bendesa Adat Pecatu I Made Sumerta, menjelaskan keputusan mengungsikan kawasanan monyet ini bersifat sementara dan dilakukan dengan pendekatan yang tidak merugikan hewan-hewan tersebut. Yang mana, pihaknya memberikan umpan berupa makanan agar kawanan monyet itu berpindah tempat tinggal. Sumerta juga menegaskan, kawanan monyet itu juga akan diberikan makanan berupa buah-buahan setiap harinya.
“Khusus pelaksanaan Pujawali, karena banyak krama yang datang dan sarana upakara berupa sesajen buah-buahan itu, maka kami ungsikan monyet-monyet itu ke timur, di tempat parkir yang baru. Kami beri mereka umpan atau makanan di sana, sehingga mereka tidak mengganggu para pamedek yang tangkil ke Pura,” jelasnya pada Selasa (13/5) siang.
Menurut Sumerta, keberadaan monyet atau wanara di Uluwatu telah menjadi bagian dari harmoni kehidupan masyarakat dengan alam sekitar, sejalan dengan prinsip Tri Hita Karana, khususnya dalam aspek palemahan (lingkungan). Bahkan para wisatawan dari berbagai negara disebut mengenal Uluwatu karena atraksi alamiah kawanan monyet tersebut.
“Kami sangat berkomitmen terhadap keberadaan monyet-monyet ini. Mereka adalah bagian dari wanara yang telah terbukti memberikan nilai tambah terhadap DTW Uluwatu,” kata Sumerta. 7 ol3