ARTICLE AD BOX
MANGUPURA, NusaBali
Upaya pelestarian lingkungan dan perlindungan terhadap ekosistem monyet terus dilakukan oleh Desa Adat Pecatu, khususnya di kawasan sekitar Pura Luhur Uluwatu. Salah satu langkah konkret yang akan dilakukan adalah dengan menanam pohon-pohon berkarakteristik khusus seperti pohon bekul yang sesuai dengan habitat alami monyet di Uluwatu.
Bendesa Adat Pecatu I Made Sumerta, menyampaikan bahwa pihaknya telah memiliki komitmen kuat untuk menjaga keseimbangan alam di wilayah wewidangan (wilayah) Pecatu. Penanaman pohon pun telah dilakukan sejak tahun lalu di sejumlah titik strategis.
“Rencana penanaman pohon sudah kami lakukan sebelumnya, di seluruh wewidangan Pecatu di lokasi yang strategis kita mulai menanam pohon. Astungkara sudah kami lakukan penanaman pohon tahun lalu sebanyak 6.500 pohon. Astungkara curah hujan cukup bagus, sehingga banyak yang hidup karena kita menggantungkan diri kepada air hujan,” ujar Sumerta, Minggu (1/6).
Khusus untuk kawasan sekitar Pura Luhur Uluwatu yang saat ini tengah menjadi lokasi proyek pembangunan seawall (dinding penahan gelombang) dalam rangka penanganan keretakan tebing, Sumerta menegaskan komitmen pihaknya untuk tetap melakukan penanaman pohon setelah proyek selesai.
“Untuk di tempat ini, di area seawall, kami juga berkomitmen, karena pengerjaannya masih berlangsung, maka penanaman pohon akan dilakukan setelahnya agar tidak sia-sia. Kami ingin mengembalikan alam dan tetap menjaga keseimbangan lingkungan,” katanya.
Adapun jenis pohon yang akan ditanam merupakan pohon endemik dan memiliki nilai ekologis tinggi, seperti pohon bekul. Pria yang juga anggota DPRD Badung ini mengaku pohon tersebut dipilih karena selain berduri, sehingga aman dari gangguan manusia, buahnya juga bisa dimakan oleh monyet saat matang dan jatuh ke tanah.
“Kita prioritaskan pohon bekul, karena selain berduri, buahnya bisa dimakan oleh monyet. Ini sesuai dengan karakteristik lingkungan dan ekosistem yang ingin kita jaga,” tambahnya.
Langkah ini dinilai penting untuk menjaga harmonisasi antara pembangunan dan pelestarian alam di kawasan suci Pura Luhur Uluwatu, yang tidak hanya menjadi tempat ibadah penting umat Hindu Bali, tetapi juga habitat alami bagi ratusan ekor monyet yang hidup di sekitarnya.
“Kami sangat berkomitmen terhadap keberadaan monyet-monyet ini. Mereka adalah bagian dari wanara yang telah terbukti memberikan nilai tambah terhadap DTW Uluwatu,” kata Sumerta. 7 ol3